MASALAH GIZI DI INDONESIA GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM (GAKY)



MASALAH GIZI DI INDONESIA
GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM
(GAKY)

 




Oleh  :
Kelompok 3
1.          ADRINA DEA PRAMUDITA.     17340035P
2.          AMILA FARDHANI                                 17340039P
3.          ARA YULIASARI                         17340043P
4.          ARLINA                                          17340046P
5.          CITRA YUNISA FIRDALINA    17340050P
6.          DAME PANGARIBUAN              17340051P
7.          EMILIYA                                        17340068P
8.          HERNA MARYANI                      17340080P
9.          LESTARI PUJI NINGTYAS        17340087P
10.      LISNAWATI                                   17340091P

                                                           

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
2017





KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengetahuan yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.


                                        Bandar Lampung,
Oktober 2017


        Penyusun


DAFTAR ISI




HALAMAN JUDUL........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR.................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang............................................................................................................ 1
1.2  Tujuan Penulisan.......................................................................................................... 2
1.3  Manfaat Penulisan....................................................................................................... 2
1.4  Rumusan Masalah........................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY).................................... 3
2.2  Etiologi........................................................................................................................ 4
2.3  Epidemiologi............................................................................................................... 4
2.4  Angka kejadian............................................................................................................ 5
2.5  Tanda dan Gejala......................................................................................................... 7
2.6  Diagnosa individu....................................................................................................... 8
2.7  Diagnosa masyarakat................................................................................................... 9
2.8  Program yang dapat dilakukan.................................................................................... 9
2.9  Faktor Penyebab Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)........................ 10
2.10       Dampak yang Ditimbulkan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium  (GAKY)          12
2.11       Cara Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium  (GAKY)........... 14

BAB III PENUTUP
3.1  Kesimpulan................................................................................................................ 17
3.2  Saran.......................................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Menurut WHO, paling tidak 1,5 miliar penduduk  yang tinggal di 118 negara (pada tahun 2011), mengalami risiko Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). Di antara mereka 650 juta (12 persen dari total penduduk dunia) menderita gondok endemik, 43 juta menderita kapasitas mental terbatas akibat defisiensi yodium, termasuk 11 juta di antaranya menderita kretin endemik. Kasus-kasus kretin dan kapasitas mental terbatas tersebut terjadi akibat defisiensi yodium pada masa fetus atau intrauterin.

Gangguan Akibat Kurang Yodium atau GAKY adalah sekumpulan gejala yang timbul karena tubuh seseorang kekurangan unsur yodium secara terus menerus dalam jangka waktu cukup lama (Hetzel, 2011). Sementara menurut Depkes RI (2014), GAKY merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius mengingat dampaknya mempengaruhi kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya manusia yang mencakup 3 aspek yaitu perkembangan kecerdasan, perkembangan sosial dan dan perkembangan ekonomi.

Menurut WHO (2011), kekurangan yodium terjadi pada saat konsumsi yodium kurang dari yang direkomendasikan dan mengakibatkan kelenjar tiroid tidak mampu mensekresi hormon tiroid dalam jumlah cukup. Jumlah hormon tiroid yang rendah di dalam darah mengakibatkan kerusakan perkembangan otak dan beberapa efek yang bersifat merusak secara kumulatif. Keadaan ini sering disebut dengan nama Iodium Deficiency Disorder (IDD).



1.2  Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang di atas, berikut adalah tujuan penulisan makalah ini :
a.       Memahami definisi Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)
b.      Memahami dampak dari Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)
c.       Memahami cara penaggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)

1.3  Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan ini adalah untuk menginformasikan kepada masyarakat bagaimana pencegahan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) yang sampai saat ini persentasenya masih cukup tinggi di dunia.




















BAB II
PEMBAHASAN


2.1  Pengertian Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)
Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) adalah rangkaian efek kekurangan yodium pada tumbuh kembang manusia. Spektrum seluruhnya terdiri dari gondok dalam berbagai stadium, kretin endemik yang ditandai terutama oleh gangguan mental, gangguan pendengaran, gangguan pertumbuhan pada anak dan orang dewasa.

Gangguan akibat kekurangan yodium  (GAKY) juga merupakan defisiensi yodium yang berlangsung  lama akibat dari pola konsumsi pangan yang kurang mengkonsumsi yodium sehingga akan mengganggu fungsi kelenjar tiroid, yang secara perlahan menyebabkan kelenjar membesar sehingga menyebabkan gondok.

Yodium sendiri adalah adalah sejenis mineral yang terdapat di alam, baik di tanah maupun di air, merupakan zat gizi mikro yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan mahluk hidup. Dalam tubuh manusia Yodium diperlukan untuk membentuk Hormon Tiroksin yang berfungsi untuk mengatur pertumbuhan dan perkembangan termasuk kecerdasan mulai dari janin sampai dewasa.

Defisiensi yodium akan menguras cadangan yodium serta mengurangi produksi tetraiodotironin/T4. Penurunan kadar T4 dalam darah memicu sekresi Thyroid Stimulating Horrmon (TSH) yang selanjutnya menyebabkan kelenjar tiroid bekerja lebih giat sehingga fisiknya kemudian membesar (hiperplasi). Pada saat ini efisiensi pemompaan yodium bertambah yang dibarengi dengan percepatan pemecahan yodium dalam kelenjar.

Kekurangan yodium pada masa kehamilan dan awal kehidupan menyebabkan perkembangan otak terhambat. Titik paling kritis GAKY adalah trimester ke-2 kehamilan sampai dengan 3 tahun setelah lahir. GAKY merupakan salah satu  penyebab kerusakan otak yang dapat dicegah.

2.2  Etiologi
Etiologi Gondok Kekurangan yodium merupakan penyebab utama gondok endemik dan terdapat di daerah-daerah dimana tanahnya tidak mengandung banyak yodium, hingga produk yang dihasilkannya juga miskin akan yodium. Kekurangan yodium menyebabkan hiperplasia tiroid sebagai adaptasi terhadap kekurangan tersebut. Zat goitrogen seperti yang ditemukan pada kubis dapat menyebabkan pembesaran kelenjar gondok, begitu pula dengan beberapa bahan makanan lain misalnya kacang tanah, kacang kedele, singkong, bawang merah, bawang putih. Flour dan kalsium menghambat penggunaan yodium oleh tiroid hingga merupakan goitrogen juga. Air minum yang kotor diduga terdapat zat goitrogen yang dapat dihilangkan jika dimasak. Faktor keturunan dapat mengurangi kapasitas fungsi tiroid atau gangguan pada reabsorbsi iodium oleh tubulus ginjal (Pudjiadi, 2012).

2.3  Epidemiologi
Garam beryodium adalah garam yang telah diIodisasi sesuai dengan SNI dan mengandung yodium sebanyak 30 ppm untuk konsumsi manusia atau ternak dan industri pangan. Di Indonesia, upaya penanggulangan GAKY difokuskan pada peningkatan konsumsi garam beryodium. Target yang harus dicapai dalam program penanggulangan GAKY ini yaitu:
1.        90% rumah tangga yang mengkonsumsi garam beryodium cukup (>30 ppm) secara nasional, propinsi dan kabupaten/kota.
2.        Median EYU secara rata-rata nasional propinsi dan kabupaten/kota adalah 100-299 µg/L.

Survei prevalensi dan pemetaan GAKY pada awal pelaksanaan Proyek IP-GAKY menunjukkan bahwa secara nasional angka rata-rata Total Goiter Rate (TGR) – atau lebih dikenal sebagai angka gondok total adalah 9,8% dan proporsi rumah tangga yang mengkonsumsi garam beryodium dengan kadar cukup hanya 62,1%. Hasil survei tahun 2013 menunjukkan bahwa prevalensi TGR ini masih cukup besar yaitu sekitar 11,1%, namun konsumsi garam beryodium telah mengalami peningkatan menjadi 73,26%.

Berdasarkan hasil Riskesdas 2011, menunjukkan bahwa cakupan konsumsi garam mengandung yodium cukup (30ppm) masih jauh dari target USI (Universal salt Iodization) 90%. Yaitu baru tercapai 62,3% rumah tangga di Indonesia yang mengonsumsi garam beriodium. Bahkan, dari sampel di 30 Kabupaten/Kota, hanya 24,5% rumah tangga yang menggunakan garam beriodium sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI), yakni 30-80 ppm KIO3. Demikian pernyataan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan RI, Dr. dr. Trihono, MSc, pada pembukaan Seminar Nasional Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) di Yogyakarta, Kamis pagi (29/11). Kabalitbangkes menyebutkan, terdapat enam provinsi yang sudah mencapai target konsumsi garam beryodium, diantaranya Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Gorontalo, dan Papua Barat.

2.4  Angka kejadian
Angka kejadian GAKY lebih sering ditemukan di daerah pegunungan, hal ini dikarenakan komponen tanahnya yang sedikit mengandung yodium. Kandungan yodium yang rendah di pegunungan disebabkan terjadinya pengikisan yodium oleh salju atau air hujan, sehingga hal tersebut menyebabkan pula kandungan yodium dalam makanan juga sangat rendah. Air tanah, air dari sumber mata air, atau air dari sungai di daerah pegunungan tidak mengandung yodium yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh manusia, demikian pula halnya dengan ternak serta tanaman yang tumbuh di pegunungan hampir tidak mengandung yodium sama sekali. Karena sebab itulah, maka angka kejadian GAKY lebih sering ditemukan di daerah pegunungan dibandingkan dengan daerah pantai.

Secara global, GAKY telah menjadi masalah di lebih kurang 118 negara yang mencederai 1,572 juta orang, sekitar 12% penduduk dunia (sekitar 655 juta orang) menderita gondok, 11,2 juta mengalami kretin, dan 43 juta menderita gangguan mental dengan berbagai tingkatan. Hasil survey nasional evaluasi Intensifikasi Penanggulangan GAKY (IP-GAKY) di Indonesia tahun 2003, menunjukkan bahwa 35,8% kabupaten endemis ringan, 13,1% kabupaten endemis sedang, dan 8,2% kabupaten endemis berat.

Menurut Freddy pada tahun 2011 prevalensi gondok berdasarkan letak geografis yang diolah berdasarkan prevalensi gondok pada anak sekolah menunjukkan bahwa prevalensi gondok tertinggi ditemukan di daerah dataran tinggi sebesar 30.3%, disusul daerah dataran rendah(8.7%) dan di daerah rawa hanya sebesar 2.8%. Dengan uji proporsi ditemukan perbedaan yang bermakna antara prevalensi gondok di daerah dataran tinggi dan rendah serta perbedaan bermakna antara dataran tinggi dan rawa.

Hasil Riskesdas tahun 2013 menunjukkan persentase cakupan garam cukup yodium di Jawa Tengah sebanyak 80,1%. Survey Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo tahun 2013 menunjukkan masih terdapat desa atau kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Kertek II dengan cakupan garam cukup yodium kurang dari 90%, yaitu Desa Purbosono (87,3%) dan Desa Pagerejo (83,3%). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan kepada 10 WUS (Wanita Usia Subur) di wilayah kerja Puskesmas Kertek II, dari hasil pemeriksaan palpasi terdapat 6 WUS (60%) teridentifikasi gondok grade 1 dan 1 WUS (10%) teridentifikasi gondok grade 2, dan dari hasil pengujian garam beryodium menggunakan Iodine Test, 30% garam yang dikonsumsi mengandung kadar yodium kurang dari 30 ppm dan 10% garam tidak mengandung yodium. Dari 7 WUS yang mengalami gondok, 3 diantaranya menggunakan garam tidak cukup yodium yaitu kadar yodium kurang dari 30 ppm (Lestari dkk, 2013).



2.5  Tanda dan Gejala
Gejala Penyakit Gondok
GAKY merupakan salah satu permasalahan gizi yang sangat serius, karena dapat menyebabkan berbagai penyakit yang mengganggu kesehatan antaralain ;Gondok, Kretenisme, Reterdasi Mental dll. Penyakit gondok biasanya dapat dilihat secara kasatmata dengan munculnya pembengkakan pada leher bagian depan bawah, pada posisi dimana kelenjar tiroid berada.Pada bayi dan anak- anak gejala tambahan yang dapat dilihat adalah gangguan tumbuh kembang dan kretinisme (kekerdilan). Gejala yang timbul akibat kekurangan iodium secara terus-menerus dalam jangka waktu lama disebut sebagai GAKY (Gangguan Akibat Kurang Iodium). Penderita kurang iodium ringan dapat tidak menunjukkan gejala apa-apa sehingga sering tidak disadari. Disamping itu karena tak terasa sakit, kadang penyakit gondok ini sering diabaikan. Padahal hasil penelitian di berbagai daerah di Indonesia menunjukkan bahwa sekitar 42 juta penduduk di Indonesia tinggal di daerah endemis gondok, yaitu daerah yang tanahnya kekurangan iodium.
Perkembangan penyakit gondok dapat dikategorikan dalam lima tahapan yaitu:
1.      Grade 0 : Normal
Dengan inspeksi tidak terlihat, baik datar maupun tengadah maksimal, dan dengan palpasi tidak teraba.
2.      Grade IA
Kelenjar Gondok tidak terlihat, baik datar maupun penderita tengadah maksimal, dan palpasi teraba lebih besar dari ruas terakhir ibu jari penderita.
3.      Grade IB
Kelenjar Gondok dengan inspeksi datar tidak terlihat, tetapi terlihat dengan tengadah maksimal dan dengan palpasi teraba lebih besar dari Grade IA.

4.      Grade II
Kelenjar Gondok dengan inspeksi terlihat dalam posisi datar dan dengan palpasi teraba lebih besar dari Grade IB.
5.      Grade III
Kelenjar Gondok cukup besar, dapat terlihat padajarak 6 meter atau lebih.

2.6   Diagnosa individu
Urutan pemeriksaan kelenjar gondok adalah sebagai berikut:
a.    Orang (sampel) yang diperiksa berdiri tegak atau duduk menghadap pemeriksa
b.    Pemeriksa melakukan pengamatan di daerah leher depan bagian bawah terutama pada lokasi kelenjar gondoknya
c.    Amatilah apakah ada pembesaran kelenjar gondok (termasuk tingkat II atau III)
d.   Kalau bukan, sampel disuruh menengadah dan menelan ludah. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah yang ditemukan adalah kelenjar gondok atau bukan. Pada gerakan menelan, kelenjar gondok akan ikut terangkat keatas.
e.    Pemeriksa berdiri di belakang sampel dan lakukan palpasi. Pemeriksaan meletakkan dua jari telunjuk dan dua jari tengahnya pada masing-masing lobus kelenjar gondok. Kemudian lakukan palpasi dengan meraba dengan kedua jari telunjuk dan jari tengah.
f.     Menentukan (mendiagnosis) apakah orang/sampel menderita gondok atau tidak.
Apabila salah satu atau kedua lobus kelenjar lebih kecil dari ruas terakhir ibu jari orang yang diperiksa, berarti orang tersebut normal. Apabila salah satu atau kedua lobus ternyata lebih besar dari ruas terakhir ibu jar orang yang diperiksa maka orang tersebut menderita gondok. Dalam melakukan palpasi gondok, pemeriksa harus memperhatkan kondisi sebagai berikut:
a.    Cahaya hendaknya cukup menerangi bagian leher orang yang diperiksa
b.    Pada saat mengamati kelenjar gondok, posisi mata pemeriksa harus sejajar (horisontal) dengan leher orang yang diperiksa
c.    Palpasi (perabaan) jangan dilakukan dengan tekanan terlalu keras atau terlalu lemah. Tekanan yang terlalu keras akan mengakibatkan kelenjar masuk atau pindah ke bagian belakang leher, sehingga pembesaran tidak teraba.

2.7  Diagnosa masyarakat
Apabila sebagian besar masyarakat di suatu daerah terdiagnosis mengalami GAKY, sehingga masyarakat tersebut digolongkan ke dalam daerah dengan tingkat kejadian GAKY tinggi.

2.8  Program yang dapat dilakukan
Cara penanggulangan yang paling mudah untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan yodium bagi penduduk adalah melalui penambahan unsur yodium dari luar (supplementasi). Suplementasi yodium di Indonesia selama ini dilaksanakan melalui dua cara yaitu:
1.      Upaya jangka pendek yang dilaksanakan melalui distribusi kapsul yodiol bagi Wanita Usia Subur (WUS) termasuk wanita hamil dan menyusui di daerah endemik berat dan sedang. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memotong rantai resiko GAKY bagi penduduk yang tinggal di daerah beresiko tinggi, guna mengantisipasi lahirnya anak-anak yang menderita GAKY.
2.      Suplementasi yodium jangka panjang dilaksanakan melalui program fortifikasi yodium (penambahan yodium) pada makanan yang umum dikonsumsi oleh semua orang secara rutin setiap hari (www.gizi.net, 2013).


2.9  Faktor Penyebab Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)
Gangguan akibat kekurangan yodium  (GAKY) adalah suatu penyakit yang ditandai dengan terjadinya pembesaran kelenjar gondok (kelenjar tiroid) dan diderita oleh sejumlah besar penduduk yang tinggal di suatu daerah tertentu.
GAKY dapat sebabkan oleh beberapa faktor, yakni :
a.       Defisiensi Iodium dan Iodium Excess
·         Defisiensi iodium merupakan sebab pokok terjadinya masalah GAKY. Hal ini disebabkan karena kelenjar tiroid melakukan proses adaptasi fisiologis terhadap kekurangan unsur iodium dalam makanan dan minuman yang dikonsumsinya.
·         Iodium Excess terjadi apabila iodium yang dikonsumsi cukup besar secara terus menerus, seperti yang dialami oleh masyarakat di Hokaido (Jepang) yang mengkonsumsi ganggang laut dalam jumlah yang besar. Bila iodium dikonsumsi dalam dosis tinggi akan terjadi hambatan hormogenesis, khususnya iodinisasi tirosin dan proses coupling.

b.      Lokasi (Geografis dan non geografis)
Faktor lokasi dapat berpengaruh terhadap kejadian GAKY, hal ini disebabkan kandungan yodium yang berbeda di setiap daerah. Penderita GAKY secara umum banyak ditemukan di daerah perbukitan atau dataran tinggi, karena yodium yang berada dilapisan tanah paling atas terkikis oleh banjir atau hujan dan berakibat tumbuh-tumbuhan, hewan dan air di wilayah ini mengandung yodium rendah bahkan tidak ada.

c.       Asupan Energi dan Protein
Gangguan akibat kekurangan yodium secara tidak langsung dapat disebabkan oleh asupan energi yang rendah, karena kebutuhan energi akan diambil dari asupan protein. Protein (albumin, globulin, prealbumin) merupakan alat transport hormon tiroid. Protein transport berfungsi mencegah hormon tiroid keluar dari sirkulasi dan sebagai cadangan hormon.
Dengan adanya defisiensi protein dapat berpengaruh terhadap berbagai tahap dalam sintesis hormon tiroid terutama tahap transportasi hormone.

d.      Pangan Goitrogenik
Zat goitrogenik adalah senyawa yang dapat mengganggu struktur dan fungsi hormon tiroid secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung zat goitrogenik menghambat uptake yodida anorganik oleh kelenjar tiroid. Seperti tiosianat dan isotiosianat menghambat proses tersebut karena berkompetisi dengan yodium. Ada dua jenis zat goitrogenik yang berasal dari bahan pangan yaitu:

·         Tiosianat terdapat dalam sayuran kobis, kembang kol, sawi, rebung, ketela rambat dan jewawut
·         Isotiosianat terdapat pada kobis.
Berdasarkan mekanis kerjanya, zat goitrogenik dipengaruhi oleh proses sintesis hormon dan kelenjar tiroid trhadap bahan – bahan goitrogenik. Bahan tersebut adalah:
·         Kelompok tiosianat, dimana mekanisme kerjanya memperngaruhi transportasi yodium.
Misalnya : rebung, ubi jalar.
·         Kelompok tiroglikosid, dimana mekanisme kerjanya mempengaruhi oksidasi, organofikasi, dan coupling.
Misalnya : bawang merah, bawang putih, bassica dan yellow turnips.
·         Kelompok akses iodida, dimana mekanisme kerjanya mempengaruhi protealisis, pelepasan, dan halogenasi.
Misalnya : gangguan asupan yodium lebih dari 2 gram sehari akan menghambat sintesis dan pelepasan hormon.
e.       Genetik
Faktor genetik dalam hal ini merupakan variasi individual terhadap kejadian GAKY dan mempunyai kecenderungan untuk mengalami gangguan kelenjar tiroid. Faktor genetic banyak disebabkan karena keabnormalan fungsi faal kelenjar tiroid.
Penyebab genetic lain adalah sejumlah cact metabolic yang diturunkan, yang melukiskan kepentingan berbagai tahapan dalam biosintesis hormon tiroid. Cacat ini adalah cacat pada pengangkutan yodium, cacat pada iodinasi, cacat perangkaian, defisiensi deiodinasi, dan produksi protein teriodinasi yang abnormal.

2.10  Dampak yang Ditimbulkan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium  (GAKY)
GAKY tidak hanya menyebabkan pembesaran kelenjar gondok tetapi juga berbagai macam gangguan lain. Kekurangan yodium pada ibu yang sedang hamil dapat menyebabkan abortus, lahir mati, kelainan bawaan pada bayi, meningkatkan angka kematian prenatal, melahirkan bayi keratin. Kekurangan yodium yang diderita anak-anak menyebabkan pembesaran kelenjar gondok, gangguan fungsi mental, dan perkembangan fisik.

Pada orang dewasa berakibat pada pembesaran kelenjar gondok, hipotiroid, dan gangguan mental. Kekurangan yodium pada tingkat berat dapat mengakibatkan cacat fisk dan mental, seperti tuli, bisu tuli, pertumbuhan badan terganggu, badan lemah, kecerdasan dan perkembangan mental terganggu. Akibat yang sangat merugikan adalah lahirnya anak kretin. Kretin adalah keadaan seseorang yang lahir di daerah endemic dan memiliki dua atau lebih kelainan-kelainan berikut :
a.       Perkembangan mental terhambat.
b.      Pendengaran terganggu dan dapat menjadi tuli.
c.       Perkembangan saraf penggerak terhambat, bila berjalan langkahnya khas, mata juling, gangguan bicara sampai bisu dan reflek fisiologi yang meninggi.

GAKY Merupakan salah satu masalah kesmas yg serius, karena dampaknya mempengaruhi kelangsungan hidup dan kualitas SDM, yang meliputi 3 aspek:
1.      Aspek perkembangan kecerdasan.
2.      Aspek perkembangan sosial.
3.      Aspek perkembangan ekonomi.

Pembesaran kelenjar gondok Struma simplex ini adalah suatu pembesaran kelenjar tirois yang timbul sebagai akibat rendahnya konsumsi yodium. Semakin berat tingkat kekurangan yodiumnya, semakin besar ukuran kelenjarnya serta semakin berat komplikasi yang ditimbulkannya.
Kekurangan yodium padaibu hamil akan menyebabkan kretin pada bayi yang akan dilahirkannya. Slain itu juga akan disertai dengan kerusakan susunan syaraf pusat dan hipotirodisme. Secara klinis kerusakan susunan syaraf pusat akan berupa retardasi, gangguan pendengaran sampai bisu tuli, gangguan neuromotor seperti gangguan bicara, dll.
Masalah besar lain yang diakibatkan oleh GAKY adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan intelektualitas. Pada ibu hamil dengan GAKY berat akan melahirkan anak cebol dengan intelektualitas yang rendah.
Dampak sosial lain yang lebih besar yaitu sulitnya penderita untuk dididik san dimotivasi karena rendahnya perkembangan mentalsehingga apabila berada dalam lingkungan yang buruk akan lebih cepat terpengaruh atau terlibat kriminalitas.



Berikut adalah table dari dampak Gangguan akibat kekurangan yodium  (GAKY) :
KELOMPOK RENTAN
DAMPAK
Ibu Hamil
Keguguran
Janin
Lahir mati, Meningkatkan kematian janin,Kematian bayi, Kretin (Keterbelakangan mental, Tuli, Mata juling, Lumpuh spatis), Cebo;, Kelainan fungsi psikomotor
Neonatus
Gondok dan Hipotiroid
Anak dan Remaja
Gondok, Gangguan pertumbuhan fisik dan mental, Hipotiroid juvenile
Dewasa
Gondok dan Hipotiroid

2.11Cara Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium  (GAKY)
Menurut beberapa literatur, termasuk diantaranya modul Peningkatan Konsumsi Garam Beryodium Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes RI 2004, di Indonesia terdapat beberapa strategi (baik jangka pendek maupun jangka panjang) sebagai upaya penanggulangan Dampak Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) sebagai berikut :
·         Strategi Jangka Panjang
a.       Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE), merupakan sebuah strategi pemberdayakan masyarakat dan komponen terkait agar mempunyai visi dan misi yang sama untuk menanggulangi GAKY melalui kegiatan pemasyarakatan informasi, advokasi, pendidikan/penyuluhan tentang ancaman GAKY bagi kualitas sumber daya manusia. Juga terkait pentingnya mengkonsumsi garam beryodium, law enforcement dan social enforcement, hak memperoleh kapsul beryodium bagi daerah endemik dan penganekaragaman konsumsi pangan.
b.      Surveillans,merupakan kegiatan pemantauan yang dilakukan secara berkesinambungan terhadap beberapa indikator untuk dapat melakukan deteksi dini adanya masalah yang mungkin timbul agar dapat dilakukan tindakan/intervensi sehingga keadaan lebih buruk dapat dicegah. Kegunaan surveillans yaitu mengetahui luas dan beratnya masalah pada situasi terakhir, mengetahui daerah yang harus mendapat prioritas, memperkirakan kebutuhan sumber daya yang diperlukan untuk intervensi, mengetahui sasaran yang paling tepat dan mengevaluasi keberhasilan program.
c.       Iodisasi garam, merupakan kegiatan fortifikasi garam dengan Kalium Iodat (KOI3). Tujuan kegiatan ini agar semua garam yodium yang dikonsumsi masyarakat mengandung yodium minimal 30 ppm. Target program ini 90% masyarakat mengkonsumsi garam beryodium yang cukup (30 ppm).

·         Strategi Jangka Pendek
Sedangkan strategi jangka pendek sebagai upaya penanggulangan GAKY yaitu dengan melakukan kegiatan distribusi kapsul minyak beryodium. Program yang sudah mulai dilaksanakan sejak tahun 1992 ini dilakukan untuk mempercepat perbaikan status yodium masyarakat bagi daerah endemik sedang dan berat pada kelompok rawan. Kapsul minyak beryodium 200mg diberikan pada Wanita Usia Subur (WUS) sebanya 2 kapsul/tahun, sedangkan untuk ibu hamil, ibu menyusui dan anak SD kelas 1-6 sebanyak 1 kapsul/tahun.



Ada juga strategi dibagi sesuai dengan daerah produksi garam dan konsumsi garamnya. Rincian strategi terbagi dalam 4 kategori, seperti pada tabel berikut:






















BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
GAKY merupakan masalah gizi yang sangat serius, karena dapat menyebabkan berbagai penyakit gangguan seperti Gondok, kreatinisme dan keterlambatan pertumbuhan dan kecerdasan. Sehingga untuk menghindari gangguan-gangguan tersebut kita harus mengkonsumsi makanan yang mengandung iodium, karena Iodium merupakan salah satu unsur mineral mikro yang sangat dibutuhkan oleh tubuh walaupun dalam jumlah yang relative kecil.

3.2  Saran
Dengan memberikan sumber informasi mengenai masalah gaky pada masyarakat itu sudah membantu melakukan pencegahan, penanggulangan dan pengobatan terhadap penyakit gaky







DAFTAR PUSTAKA

Depkes, RI. 2014. Peningkatan Konsumsi Garam Beryodium, Direktorat Bina Gizi Masyarakat;
Depkes, RI. 2012. Pedoman Distribusi Kapsul Minyak Beryodium, Direktorat Bina Gizi Masyarakat.
https://annisa2405.wordpress.com/all-about-gaky-gangguan-akibat-kurang-yodium/
http://arindhadwi11.blogspot.com/2013/11/gangguan-akibat-kekurangan-yodium-gaky.html
http://www.indonesian-publichealth.com/2013/11/pengertian-dan-dampak-gaky-2.html
http://www.indonesian-publichealth.com/2013/12/upaya-penanggulangan-gaky.html




Komentar

Postingan populer dari blog ini

AVIDENCE BASED DALAM KELUARGA BERENCANA TERBARU

PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS